8. Kelompok Okupasional dan Volunteer
Pada awalnya suatu masyarakat, menurut Soerjono Soekanto, dapat
melakukan berbagai pekerjaan sekaligus. Artinya, di dalam masyarakat
tersebut belum ada pembagian kerja yang jelas. Akan tetapi, sejalan
dengan kemajuan peradaban manusia, sistem pembagian kerja pun berubah.
Salah satu bentuknya adalah masyarakat itu sudah berkembang menjadi
suatu masyarakat yang heterogen. Pada masyarakat seperti ini, sudah
berkembang sistem pembagian kerja yang didasarkan pada kekhususan atau
spesialisasi. Warga masyarakat akan bekerja sesuai dengan bakatnya
masing-masing. Setelah kelompok kekerabatan yang semakin pudar
fungsinya, muncul kelompok okupasional yang merupakan kelompok terdiri
atas orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok semacam ini
sangat besar peranannya di dalam mengarahkan kepribadian seseorang
terutama para anggotanya.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi, hampir tidak ada
masyarakat yang tertutup dari dunia luar sehingga ruang jangkauan suatu
masyarakatpun semakin luas. Meluasnya ruang jangkauan ini mengakibatkan
semakin heterogennya masyarakat tersebut. Akhirnya tidak semua
kepentingan individual warga masyarakat dapat dipenuhi.
Akibatnya dari tidak terpenuhinya kepentingan-kepentingan masyarakat secara keseluruhan, muncullah kelompok volunteer.
Kelompok ini mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama,
namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas
jangkauannya tadi. Dengan demikian, kelompok volunteer dapat memenuhi kepentingan-kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara luas.
Beberapa kepentingan itu antara lain:
- Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan
- Kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda
- Kebutuhan akan harga diri
- Kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri
- Kebutuhan akan kasih sayang